Berawal dari
4 September 2004, tokoh-tokoh Islam di seluruh Eropa menggelar konferensi di
London, Inggris. Konferensi tersebut diadakan untuk mendukung pemakaian jilbab
bagi muslimah. Hal ini merupakan reaksi atas keputusan pemerintah Perancis yang
melarang wanita berjilbab di lembaga-lembaga pendidikan dan institusi publik.
Konferensi yang dihadiri oleh 300 delegasi ini akhirnya menghasilkan keputusan
membentuk majelis untuk perlindungan jilbab dan mendeklarasikan tanggal 4
sebagai International Hijab Solidarity
Day (IHSD) – Hari Solidaritas Jilbab Internasional. Peringatan ini memberi
dukungan kepada muslimah untuk mengenakan jilbab tanpa larangan.
Lalu, apa bedanya dengan World Hijab Day? Selain Perancis, ada Negara
lain yang melarang pemakaian jilbab. Namun para muslimah yang berkomitmen
dengan Islam dan mempertahankan jilbabnya, tetap berjilbab walau banyak resiko
yang akan dihadapi. Kebanyakan muslimah banyak menjadi korban islamophobia
dengan larangan berjilbab di institusi perusahaan tertentu, ataupun lembaga
pendidikan tertentu.
Seorang muslimah yang menjadi korban
di Jerman adalah Marwa El-Sharbini. Apoteker keturunan Mesir ini disebut “teroris”
oleh Alex W, warga Jerman. Bukan hanya itu, pernah suatu ketika Alex berusaha
melepas jilbab Marwa. Atas penghinaan tersebut, Marwa mengajukan gugatan ke
pengadilan. Ketika pengadilan diadakan tanggal 1 Juli 2009 di Dresden, Alex
menikam Marwa. Marwa tidak bisa diselamatkan dan ia menjadi syuhada yang
mempertahankan jilbabnya. Atas peristiwa inilah, 1 Juli diperingati sebagai
Hari Jilbab Internasional (International
Hijab Day).
Untukmu muslimah yang sudah
mengenakan jilbab, semoga istiqomah dan berpegang teguh untuk menjalankan
syariat menutup aurat. Dan untukmu muslimah yang belum mengenakan jilbab,
semoga engkau bersegera menjemput hidayah dalam menutup aurat.
Sumber:
bersamadakwah.com
0 komentar:
Posting Komentar